XAMTHONE PLUS BANDUNG DAN JAWA BARAT


BANDUNG : AKHMAD YANI HP: 087822067787; Jl. Situ Lengkong No:15 Kel:Cijagra Rt:03 Rw:03 Kec:Lengkong Buah Batu, Bandung
BANDUNG : ASEP SAEFUDIN HP: 081572023453 TLP: 022-4211874; JL. JAWA NO:40 BANDUNG
INDRAMAYU : CONNI RAHARJA HP: 081802333678 TLP: (0234)271202 . Jl. Jendral A Yani No:105/D Indramayu
KOTA BANJAR PATROMAN : Asifudin Muhsin HP: 08567664321 Jl. Astana Rt/Rw: 04/03 Sukahurip Langensari Banjar JABAR

Minggu, 31 Oktober 2010

Laju HIV/AIDS Indonesia Tercepat di Asia

XAMTHONE PLUS Jus manggis untuk segala penyakit INSYA ALLAH MENCEGAH DAN MENGOBATI HIV - AIDS SECARA TUNTAS. AMIN. Peluang usaha waralaba jus manggis xamthone plus klik www.waralabaxamthone.com UNTUK BELANJA ONLINE KLIK www.binmuhsingroup.comDETAILPRODUK KUNJUNGI www.grosirxamthoneplus.blogspot.comUNTUK PEMESANAN HUBUNGI :HP: 085227044550 Tlp: 021-91913103 SMS ONLY: 081213143797@MyYM @MyFacebook @MyTwitter @MyYuwie @MyFriendsterbinmuhsin_group@yahoo.co.id
===
Laju HIV/AIDS Indonesia Tercepat di Asia
Tanggal: Saturday, 30 October 2010
Topik: HIV/AIDS


Harian Analisa, 22 Oktober 2010

Surabaya, (Analisa)
Laju penularan HIV/AIDS di Indonesia merupakan yang tercepat di Asia, kata Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya Prof Dr dr Nasronudin SpPD K-PTI FINASIM di kampus setempat, Kamis.

"Saat ini tercatat 58 juta penduduk dunia terinfeksi HIV/AIDS dengan 22 juta orang di antaranya meninggal dunia," katanya menjelang pengukuhan dirinya sebagai guru besar bersama dua rekannya pada 23 Oktober.

Ketua Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu menegaskan bahwa laju penularan HIV/AIDS di dunia saat ini mencapai 16 ribu orang perhari dan Indonesia merupakan yang tercepat di kawasan Asia.

"Dalam lima tahun terakhir, Kementerian Kesehatan RI mencatat laju penularan HIV/AIDS di Indonesia delapan kali lipat dari 2.684 penderita pada tahun 2004 menjadi 21.770 penderita pada tahun 2009," katanya. Menurut Guru Besar ke-395 Unair yang ahli ilmu penyakit dalam itu, pemerintah Indonesia sebenarnya sudah melakukan serangkaian langkah untuk menekan laju penularan itu.

"Upaya pemerintah itu antara lain dengan pemberian obat antivirus secara gratis, pemberian kondom gratis bagi orang yang memiliki risiko tinggi (risti) dan penggunaan metadon sebagai pengganti jarum suntik bagi pecandu narkoba," katanya.

Namun, katanya, langkah-langkah antisipasi itu tidak mampu menghentikan laju penularan yang cepat itu, bahkan penularan HIV/AIDS di Indonesia sudah merambah kalangan rumah tangga dengan mengorbankan kaum ibu yang baik dan anak-anak yang tidak tahu apa-apa.

"Itu mungkin karena kondisi geografis Indonesia yang memiliki 13 ribu pulau lebih, sehingga pintu masuk dari luar cukup banyak dan sulit ditangkal, karena itu satu-satunya cara yang efektif adalah kembali kepada akar masalahnya," katanya.

Akar masalah HIV/AIDS, kata suami dari dr Wahyu Dwi Astuti SpPK MKes dan ayah dari tiga anak itu, adalah lemahnya komitmen pada keunggulan spiritual. "Dengan keunggulan spiritual akan mampu menangkal masuknya virus HIV/AIDS ke rumah tangga, bahkan keunggulan spiritual juga akan membuat mereka yang sudah terpapar HIV/AIDS akan menjadi tidak takut menghadapi," katanya.

Guru besar yang pernah menjadi mahasiswa, dosen, dan dokter teladan itu menyatakan ITD Unair juga sudah memiliki alat "Nuclisens" buatan Paris yang dapat membantu penderita HIV/AIDS untuk menjalani upaya-upaya medis.

"Alat itu mampuu mendeteksi virus, meski jumlahnya masih 15 virus, sehingga penyembuhan dapat diupayakan sebelum terlambat, karena itu penderita harus rajin memeriksakan diri," katanya. Bahkan, katanya, tim ITD Unair juga mampu menerima pemeriksaan virus secara kering bila penderita berada di luar Jatim.

"Kami juga sudah mampu memisahkan virus HIV/AIDS di dalam sperma, sehingga penderita yang ingin menikah dan punya anak yang sehat dapat diwujudkan melalui proses pemisahan secara medis dan akhirnya dengan model bayi tabung," katanya. Prof Nasronudin dikukuhkan bersama Prof Dr Sudjarwo MS Apt (farmakolog dari Fakultas Farmasi) dan Prof drg Seno Pradopo SU PhD SpKGA(K) (ahli kedokteran gigi anak). (Ant)

Sumber:
Harian Analisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar